SISTEM INDERA PADA
HEWAN SERANGGA
Sistem indera adalah bagian dari sistem saraf yang berfungsi untuk proses
informasi indera. Di dalam sistem indera, terdapat reseptor
indera,
jalur
saraf,
dan bagian dari otak ikut serta dalam tanggapan indera.
Indera ini berfungsi untuk mengenali setiap perubahan lingkungan, baik yang
terjadi di dalam maupun di luar tubuh. Indera yang ada pada makhluk hidup,
memiliki sel-sel reseptor khusus. Sel-sel reseptor inilah yang berfungsi untuk
mengenali perubahan lingkungan yang terjadi.
Sistem
Indra pada Serangga
Di dalam sistem indera, terdapat reseptor indera, jalur saraf, dan bagian dari otak ikut serta dalam
tanggapan indera.
Serangga memiliki indera penglihatan berupa mata
tunggal (oseli), mata majemuk (mata faset) dan ada pula yang memiliki keduanya.
Mata tunggal umumnya berbentuk segitiga, mata majemuk
terdiri dari ribuan alat penerima rangsangan cahaya yang disebut Omatidium. Setiap omatidiun terdiri dari lensa, sel konus, pigmen, sel
fotoreseptor, dan jatuh tegak lurus pada lensa.
Apabila dibagi kedalam kelompok alat indera, maka
dapat kita bagi kedalam tiga grup kelompok, yakni :
1.
Kemoreseptor
Kemoreseptor yang berhubungan
dengan indra perasa dan indra pembau adalah bagian-bagian yang penting dalam
sistem sensorik yang menyangkut tingkah laku serangga.
Penciuman adalah penangkapan atau perasaan bau. Perasaan
ini dimediasi oleh sel sensor tespesialisasi pada rongga hidung vertebrata, dan dengan
analogi, sel sensor pada antena invertebrata.
Untuk hewan penghirup udara, sistem olfaktori mendeteksi zat kimia asiri atau pada
kasus sistem olfaktori aksesori, fase cair. Pada
organisme yang hidup di air, seperti ikan atau krustasea, zat kimia
terkandung pada medium air di sekitarnya.
Penciuman, seperti halnya pengecapan, adalah
suatu bentuk kemosensor. Zat kimia
yang mengaktifkan sistem olfaktori, biasanya dalam konsentrasi yang sangat
kecil, disebut dengan bau.
Organ indra kemoreseptor /
kimiawi tanggap terhadap kontak dengan
bahan-bahan kimiawi, yang digunakan sebagai isyarat kimiawi dalam lingkungan
bagi serangga dari banyak aspek, misalnya untuk :
1.
mendapatkan makanan,
2.
mediasi fungsi kasta di dalam kolom serangga sosial,
3.
menemukan pasangan,
4.
identifikasi rangsangan berbahaya yang membahayakan hidup,
5.
pemilihan tempat
peletakan telur,
6.
pemilihan habitat.
Secara
umum pengindraan kimiawi dapat di bagi dalam tiga hal :
1.
pengindraan kimiawi jarak jauh, disebut alpaksi (alpaction),
2.
pengindraan dengan kontak, disebut gustasi (gustation),
3.
pengindraan umum.
Pada alfaksi, organ indra
tanggap terhadap molekul atau bahan kimia dalam bentuk gas pada
konsentrasi yang relatif rendah, organ itu sangat peka dan mempunyai
kespesifikan yang tinggi terhadap bahan kimia tertentu.
Gustasi terjadi karena kontak langsung dengan melekul atau lainnya dalam
bentuk larutan, biasanya dengan kontraksi yang relatip tinggi di bandingkan
dengan alpaksi umumnya, indra ini kurang peka dari pada indra alpaksi dan
biasanya berhubungan dengan kegiatan makanan.
Pengindraan
kimiawi umum melibatkan organ-organ indra yang kurang peka, kecuali terhadap konsentrasi
yang tinggi bahan kimia yang merangsang.
2.
Mekanoreseptor
Yaitu alat indera yang merespon terhadap rangsangan
gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni indera peraba (kulit) dan indera
pendengaran (telinga).
Pendengaran adalah kemampuan untuk mengenali suara. Dalam manusia dan binatang bertulang belakang, hal ini
dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang terdiri dari telinga,
syaraf-syaraf, dan otak.
Tidak semua suara dapat dikenali oleh semua binatang.
Beberapa spesies dapat mengenali amplitudo dan frekuensi tertentu. Manusia
dapat mendengar dari 20 Hz sampai
20.000 Hz. Bila dipaksa mendengar frekuensi yang terlalu tinggi terus menerus,
sistem pendengaran dapat menjadi rusak.
Organ-organ
perasa serangga peka terhadap reaksi
stimuli mekanik / mekanoreseptor seperti sentuhan, tekanan, atau getaran dan
memberikan informasi kepada serangga tentang arah, gerakan-gerakan umum, makan,
terbang, menjauhi musuh, reproduksi dan aktivitas-aktivitas lainnya.
Organ-organ perasa ini ada tiga kelompok yaitu,
1. sensila rambut,
2. sensila kampaniform,
3. organ-organ skolopoforus.
3.
Photoreseptor/ Fotoreseptor
Yaitu alat indera yang merespon terhadap rangsangan
cahaya seperti indera penglihatan atau mata.
Fotoreseptor / Penglihatan adalah kemampuan untuk mengenali
cahaya dan
menafsirkannya, salah satu dari indra. Alat tubuh
yang digunakan untuk melihat adalah mata.
Organ penglihatan utama
serangga biasanya ada dua tipe yaitu, mata tunggal dan mata majemuk.
Reseptor-reseptor cahaya yang paling kompleks pada serangga adalah mata majemuk
yang memiliki banyak omatidia. Omatidia berfungsi untuk mengatur frekuensi
cahaya yang masuk ke mata.
Serangga memiliki kemampuan menyatukan cahaya yang
tidak sama gelombangnya sehingga dapat memandang bentuk, walaupun serangga
sedang dalam penerbangan yang cepat dan karena itu serangga sangat peka
terhadap gerakan.
Serangga menggunakan tanda atau isyarat penglihatan
dalam menentukan tempat dan mengenal induknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar